...Welcome to SuhenoxiouS...

Selasa, 03 Juni 2014

Angka 1

Maaf banget nih ya buat pengunjung setia blog SuhenoxiouS™.. Selama ini aku disibukkan oleh tugas-tugas akademis yang sangat menyita waktu sehingga blog ini terkesan dianggurin..

Nah,, disela-sela tugas yang udah tinggal dikit lagi ini, aku mau bahas suatu topik yang ringan-ringan aja dulu. Semoga berkenan membacanya sampai selesai, hihi..

Media di Indonesia akhir-akhir ini sedang memiliki 1 (satu) berita mainstream, yaitu berita tentang persaingan menuju kursi RI-1. Saat ini, sudah ditetapkan Bawaslu ada dua pasangan yang akan saling adu suara, Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla. Pada tanggal 1 Juni lalu (ingat angka 1), kedua pasangan memilih nomor  urut untuk nomor di kertas suara nantinya. Hasilnya, yang mendapatkan nomor 1 untuk Pilpres nanti adalah pasangan Prabowo-Hatta, sedang pasangan Jokowi-Kalla mendapatkan nomor dua.

Eh, tadi aku bilang topik kita yang ringan-ringan aja kan ? Kok sok-sok bahas Pilpres segala ??!!

Hmm,, paragraf barusan hanya intro aja kok, dan aku gak mau mengkampanyekan salah satu pasangan capres manapun di blog aku yang objektif ini.. Hoho

Tapi, aku hanya teringat sekilas mengenai pengalaman masa lalu yang “cukup” menarik yang kebetulan berhubungan dengan si no 1, alias si angka 1. Memoriku pun langsung flashback ke paragraf-paragraf berikut ini.

Kisah ini bermula di bulan Oktober tahun 2010. Saat itu adalah tanggal 11 (ada dua buah angka 1). Aku menjadi delegasi sekolah untuk mengikuti suatu lomba yang diadakan di sekolah lain. Aku ga bisa ungkap lombanya mengenai apa, karena aku ga mau pamer disini yaa, hehe. Yang pasti lombanya cukup penting karena bertaraf Kabupaten/Kota, yaitu tingkat se-Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Utusan lomba dari sekolah berjumlah 11 orang siswa (ada dua buah angka 1). Satu orang pria, aku, dan sepuluh lagi adalah wanita.  Sekolah kami mengikuti dua kategori lomba, satu kategori aku yang wakili, kategori yang satu lagi diwakili oleh sekelompok puteri. Kenapa cuma aku yang pria ? Saat itu, sekolah memilih efisiensi. Wakil yang sedikit itu diprioritaskan karena berpotensi besar untuk menyabet gelar juara. Bisa aja sih sebenarnya jumlah pria ditambah lagi untuk bersaing di kategori yang aku rintis, tapi yaa karena faktor efisiensi tadi, dan itu pun aku sudah melewati seleksi terlebih dahulu sebelum maju menjadi delegasi sekolah.

Saat pencabutan lot, aku mendapatkan nomor lot  11 (lagi-lagi, ada dua buah angka 1). Karena nomor lot ku adalah yang terendah dari peserta lainnya, maka aku memiliki urut penampilan nomor 1, alias yang pertama tampil. Ga terlalu senang sih, tapi ya melihat angka 1, aku menjadi termotivasi.

Benar saja, penampilanku yang pertama tersebut menjadi penjatuh mental peserta selanjutnya (ckck, macem jago kali aku ini yaa). Kontestan setelah aku ada beberapa yang demam panggung, lupa konsep pertandingan, dan sejenisnya. Tapi ada juga kok yang tampil lumayan dan cukup menyaingi.

Setelah semua kontestan maju, dewan juri meminta waktu untuk berunding untuk menentukan pemenang yang layak untuk disematkan sebagai juara. Kami menunggu di luar ruangan untuk beberapa waktu. Setelah dipersilakan masuk kembali, kami mendapatkan beberapa poin evaluasi untuk kemajuan performa kami di tahun-tahun kedepannya, dan juga ada harapan-harapan juri kepada calon pemenang.

Dan… Hasil pengumuman lomba pun di suarakan…

Syukurlah, aku mendapatkan gelar juara 1. Angka yang sangat diimpikan peserta lomba manapun. Kebahagian sekolah semakin terlengkapi setelah beberapa saat di kategori puteri juga diumumkan bahwa kami juga meraih peringkat 1. Efisiensi yang  terealisasi.

Pada saat itu, aku menganggap angka 1 hanya berakhir pada hari itu saja. Tapi….

Sebagai simbol supremasi, kemenangan itu harus diadakan upacara khususnya. Karena budaya sekolah kami begitu, kalau ada thropy yang akan masuk lemari sekolah, harus di-seremonial-kan. Waktu itu saya ingat sekali kami mengadakan upacara di Senin pagi dengan atribut cuaca mendung. Upacara pun dipindahkan ke aula sekolah kami yang cukup luas. Aku pun mewakili rekan-rekan yang berlomba, ditugaskan untuk penyerahan piala tersebut. Yang memimpin upacara saat itu adalah Pak Ir. Armen Arif, dengan peserta upacara adalah seluruh siswa dan guru-guru.

Dalam benakku, hanyalah suatu perasaan menyenangkan karena akhirnya memiliki sumbangsih untuk sekolah, walau hanya suatu lomba kecil tersebut. Dan pada saat itu, anda tahu itu tanggal berapa ? Tanggal 1 November 2010. Memang kurang menarik, tapi mari kita coba digital-kan tanggal tersebut.. dan hasilnya menjadi 011110 !!! Menarik sekali.. (setidaknya menurutku.. hehe)

Angka 1 memang begitu..

2 komentar: