...Welcome to SuhenoxiouS...

Jumat, 06 Juni 2014

Makalah Kasus Bisnis Internasional



KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Bisnis Internasional yang berjudul “Analisis Kasus Bisnis Internasional (Penarikkan Peredaran Indomie di Taiwan)”.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa banyak pihak yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu, membimbing, dan memberi motivasi bagi kami. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si selaku dosen mata kuliah Bisnis Internasional, dan teman-teman Departemen Ilmu Administrasi Bisnis angkatan 2011 Kelas B.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi pemikiran bagi pihak-pihak yang membutuhkan, terutama para teman mahasiswa dan terlebih lagi bagi penyusun sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapakan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca agar dapat menjadi perbaikan untuk makalah selanjutnya.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. 
                                                                                    

Medan, 15 Mei 2011
Hormat kami,


Penyusun


DAFTAR ISI
1. BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...…………………………………………………………………………
1.2  Tujuan…………………………………………………………………………………....
1.3  Rumusan Masalah………………………………………………………………………...
2. BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Kutipan Kasus……………………………………………………………………………
2.2 Analisis Kasus……………………………………………………………………………
3. BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………
4. DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
   1.1  Latar Belakang
Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatannya melampaui batas suatu Negara. Banyak cara yang dilakukan untuk dapat berbisnis secara internasional. Mulai dari kegiatan perdagangan/trading (ekspor, subcontracting, counter trade), transfer (turnkey project, licencing, franchising), dan Foreign Direct Investment (joint venture,contract manufacturing, management contract, aliansi bisnis, dll). Karena bisnis ini menjanjikan dengan mampu meraih pasar yang luas, maka bisnis ini juga memiliki risiko yang cukup tinggi karena melibatkan banyak pihak-pihak dengan berbagai kepentingan yang juga berbeda. Salah satu risiko tersebut dapat berbentuk pencekalan atau penarikkan peredaran barang di pasar luar negeri seperti kasus yang akan kita bahas di makalah ini. Alangkah baiknya jika kita mampu menganalisis kasus berikut dan mengambil pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

   1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas pribadi sebagai salah satu kategori penilaian mata kuliah Bisnis Internasional. Selain itu, juga bertujuan agar penyusun dapat memahami contoh kasus bisnis internasional serta menganalisisnya dengan baik.

   1.3  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah contoh kasus Bisnis Internasional ?
2.      Apa analisis dan solusi kasus Bisnis Internasional ?
 

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kutipan Kasus

SENIN, 11 OKTOBER 2010 | 11:45 WIB
“Mengandung Pengawet Terlarang, Indomie Ditarik di Taiwan”

TEMPO Interaktif , Taiwan – Dua jaringan supermarket terbesar di Taiwan berhenti menjual produk mi instan merek Indomie setelah pemerintah Taiwan menemukan bahan pengawet yang dilarang di produk asal Indonesia. Pusat Keamanan Makanan Taiwan telah menguji mi tersebut dan bakal menanyakannya terhadap insiden tersebut ke para importir dan distributor. Importir dari Hong Kong mengatakan mi-mi tersebut diperkirakan dibawa ke Thailand secara ilegal. Beberapa warga Taiwan mengatakan mereka akan membeli mi merek lain. Sementara, para tenaga kerja Indonesia di Taiwan mengaku akan tetap memakan Indomie karena rasanya enak dan harganya murah.

Pemerintah Taiwan mengumumkan menarik mi instan Indomie, Jumat. Penarikan itu dilakukan setelah dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, ditemukan di dalam Indomie. Bahan pengawet tersebut hanya dibolehkan untuk kosmetik. Bahan pengawet tersebut dilarang digunakan di makanan-makanan di Taiwan, Kanada, dan Eropa. Jika bahan pengawet tersebut dikonsumsi, bisa menyebabkan orang muntah. Bahkan, kalau bahan pengawet tersebut dimakan untuk jangka waktu yang cukup lama atau dalam jumlah yang banyak, itu bisa menyebabkan metabolic acidosis, sebuah kondisi akibat terlalu banyak mengkonsumsi asam.

Jaringan toko ParknShop dan Wellcome menarik semua produk Indomie dari supermarket-supermarket milik mereka. Importir Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan mi produk Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO). Fok Hing (HK) Trading mengutip penilaian kualitas Indomie pada Juni yang menyatakan tidak menemukan kandungan pengawet terlarang di Indomie.

"Mi Indomie aman dimakan dan mereka masuk ke Hong Kong melalui saluran impor resmi," tulis Fok Hing (HK) Trading. "Produk yang mengandung racun dan ditemukan di Taiwan diduga diimpor secara ilegal."

Sebuah supermarket Indonesia di Taiwan, East-Southern Cuisine Express, di Causeway Bay mengatakan bahwa produk Indomie mereka bukan barang selundupan dan aman dimakan. Satu paket berisi lima bungkus Indomie di Taiwan dijual 10 dolar Hong Kong (Rp 11. 500) Sementara, merek lainnya seharga 15 dolar Hong Kong (Rp 17.200) sampai 20 dolar Hong Kong (Rp 23.000). Indomie diminati di Hong Kong setelah sebuah iklan menunjukkan seorang bayi menari dan terbang setelah minum satu mangkuk Indomie.

Sementara itu, produsen Indomie di Indonesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), mengatakan produk-produk mereka sudah memenuhi standar internasional. (Baca: Produknya Ditarik di Taiwan, Ini Jawaban Indofood).

"ICBP menegaskan bahwa produk-produknya telah sesuai dengan petunjuk global yang dibuat CODEX Alimentarius Commission, badan standar makanan internasional. Kami sedang mengkaji situasi di Taiwan terkait beberapa laporan tersebut dan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi konsumen kami di negara itu dan negara lainnya," ujar Direktur ICBP Taufik Wiraatmadja dalam siaran pers di situs Indofood, Senin (11/10).

2.1 Analisis Kasus

Kasus ini melibatkan beberapa pemeran bisnis internasional, yaitu pemerintahan Taiwan melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration Department Of Health)-nya, para importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua jaringan distributor dan retailer besar Taiwan melalui ParknShop dan Wellcome, perusahaan asal Indonesia melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Marie Elka Pangestu). Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk pemakaian dalam bahan makanan di negara Taiwan. Tapi, Indofood berdalih bahwa produknya sudah memenuhi standar Internasional yang dibuat oleh badan standar makanan internasional, Codex Alimentarius Commision (CAC). Pembelaan pun datang dari importir resmi Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan bahwa mi produk Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut saya, masalah ini muncul disebabkan karena kesalahan interpretasi standar Internasional oleh otoritas negara Taiwan, yang memang bukan anggota CAC. Langkah penarikkan peredaran mi tersebut bisa dinilai wajar, karena tugas negara memang harus melindungi rakyatnya/konsumen dari potensi keracunan. Mengingat hubungan perdagangan antara Taiwan-Indonesia selama ini saling menguntungkan, sudah selayaknya segera dilakukan rekonsiliasi antara pihak-pihak terkait. Musyawarah untuk mufakat adalah pilihan yang tepat untuk menemukan titik kesepahaman antara interpretasi otoritas Taiwan dan Indonesia.
Isu-isu yang berkembang seiring adanya dugaan jalur ilegal peredaran mi Indomie harus segera ditanggapi dan diusut. Hal tersebut (mi illegal, red) bisa memperparah citra Indofood yang selama ini dikenal baik oleh warga Taiwan.

Apapun hasil perundingan nantinya, harus ditaati para pihak yang berunding. Dan langkah selanjutnya adalah segera melakukan klarifikasi untuk memberitahu masyarakat tentang hasil perundingan dan akar masalahnya. Upaya itu dapat mereduksi keresahan/kekhawatiran masyarakat terhadap produk Indomie yang ditarik massal sebelumnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan pada makalah ini, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Kasus Indomie di Taiwan melibatkan beberapa pemeran bisnis internasional, yaitu pemerintahan Taiwan melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration Department Of Health)-nya, para importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua jaringan distributor dan retailer besar Taiwan melalui ParknShop dan Wellcome, perusahaan asal Indonesia melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan
2. Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk pemakaian dalam bahan makanan di negara Taiwan yang bukan anggota CAC. Temuan itu menimbulkan perbedaan interpretasi antara otoritas Taiwan terhadap Indofood yang memakai standar dari CAC.
3. Upaya yang harus dilakukan adalah perundingan untuk menemukan titik kesepahaman standar. Apapun hasil perundingan tersebut, harus ditaati dan dipublikasikan agar menjadi edukasi terhadap masyarakat/konsumen di Taiwan

3.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan atas kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Calon pelaku bisnis Internasional harus mengkomunikasikan dengan jelas tentang produknya kepada Negara tujuan ekspor. Segala dokumentasi dan standar yang melekat pada produk dijelaskan dengan baik untuk menghindari kesalahpahaman
 2. Akan lebih baik jika perusahaan juga menyesuaikan standar produk internasional yang dianut suatu Negara tujuan, dibandingkan hanya menggunakan satu standar asal saja. Hal ini akan memperkuat keyakinan calon konsumen untuk memakai produk perusahaan tanpa khawatir terjadi masalah di kemudian hari
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tempo.co/read/news/2010/10/11/118283832/Mengandung-Pengawet-Terlarang-Indomie-Ditarik-di-Taiwan

Kamis, 05 Juni 2014

Pohon Kelapa



Siang ini aku merasa lelah dan haus sekali. Maklum, cuaca lagi panas-panasnya. Segera setelah kuliah berakhir, aku beranjak pulang ke kost. Matahari sedang bergairahnya menyengat ubun-ubun kepala sepanjang perjalanan pulang. Jarak kampus ke “kost sweet kost” memang tidak terlalu jauh, tapi terasa jauh karena dorongan dahaga tersebut. Di tengah perjalanan, aku melihat ada warung yang menjual es kelapa muda. Aku segera mendaratkan pantatku di bangku yang disediakan.

“Nande,, pesan satu yaa.. Minum sini aja..”

Tak butuh waktu yang lama, pesanan datang. Aku meminum es kelapa muda tersebut tanpa banyak mukadimah lagi. Segar betul rasanya. Panas yang terasa mulai mendingin, rasa lelah sedikit tereduksi karena sudah mulai duduk di warung nande-nande ini. Belum lagi datang terpaan angin sepoi-sepoi ke wajahku yang kusam.

Sembari minum es kelapa muda tersebut, aku memikirkan betapa berharganya sesuatu barang dan momen. Dulu saya dan kawan-kawan dari SMAN Agam Cendekia tidak perlu membayar apapun untuk meminum es kelapa muda. Di depan asrama Marapi kami, ada pohon kelapa yang tumbuh dengan seksinya. Dia siap kami grepe-grepe dan petik jika lagi kangen minum air kelapanya, atau makan isinya.

Pohon kelapa itu tumbuh di depan kamar 9 Marapi. Tak jarang, rekan-rekan dari kamar tersebut menjadi host yang baik jika ada kegiatan panen kelapa. Biasanya kami berkumpul disana sesaat sebelum eksekusi. Bahkan sang tuan rumah berkenan memanjat pohon kelapa dan menjatuhkannya untuk dipungut oleh kami di bawah, hehe (*licik). Yaa, rekan dari kamar lain membantu juga lah di lain waktunya.

Menyenangkan sekali bisa menjalin momen itu dulunya. Kami panen bersama, minum air kelapa mudanya bersama, bersenda gurau bersama. Seolah siang itu adalah milik kami. Sang panas mentari pun ikut cemburu kepada kami. Hal ini kami lakukan bukan hanya sekali, dua kali, tapi selama kami mau sejak menghuni Asrama Marapi SMAN Agam Cendekia.

Sekarang, setelah kami menjadi alumni dan berlainan almamater, momen itu belum terwujud kembali. Entahlah di masa yang akan datang. Yang pasti aku tersenyum simpul saja mengingat masa itu di warung tersebut, yang juga menjual gorengan hangat.

Yang mau kusampaikan, banyak hal kecil yang sepele tapi sebetulnya berharga dalam masa lalu kita. Kita bisa membeli es kelapa muda dengan murah, seharga Rp 3000 saja, tapi kita tidak bisa membeli momen istimewa menikmati kelapa muda bersama rekan-rekan lainnya. Butuh banyak faktor yang harus dilewati untuk mengumpulkan kami kembali dan memanjat kembali sang pohon kelapa.

Oh ya,, titip salam buat si pohon kelapa kami.. semoga dia masih se-seksi dulu. Ini aku punya foto dia walau tinggal satu saja. Maklum lah, sekolah kami dengan sistem asrama yang ketat, melarang kami untuk membawa kamera dan handphone, kecuali untuk keperluan khusus.


Yang suka, tolong di like ya page fb kami dan follow twitternya juga..
Yang ada kesan dan pesan, komeng aja dibawah yoow..

Selasa, 03 Juni 2014

Angka 1

Maaf banget nih ya buat pengunjung setia blog SuhenoxiouS™.. Selama ini aku disibukkan oleh tugas-tugas akademis yang sangat menyita waktu sehingga blog ini terkesan dianggurin..

Nah,, disela-sela tugas yang udah tinggal dikit lagi ini, aku mau bahas suatu topik yang ringan-ringan aja dulu. Semoga berkenan membacanya sampai selesai, hihi..

Media di Indonesia akhir-akhir ini sedang memiliki 1 (satu) berita mainstream, yaitu berita tentang persaingan menuju kursi RI-1. Saat ini, sudah ditetapkan Bawaslu ada dua pasangan yang akan saling adu suara, Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla. Pada tanggal 1 Juni lalu (ingat angka 1), kedua pasangan memilih nomor  urut untuk nomor di kertas suara nantinya. Hasilnya, yang mendapatkan nomor 1 untuk Pilpres nanti adalah pasangan Prabowo-Hatta, sedang pasangan Jokowi-Kalla mendapatkan nomor dua.

Eh, tadi aku bilang topik kita yang ringan-ringan aja kan ? Kok sok-sok bahas Pilpres segala ??!!

Hmm,, paragraf barusan hanya intro aja kok, dan aku gak mau mengkampanyekan salah satu pasangan capres manapun di blog aku yang objektif ini.. Hoho

Tapi, aku hanya teringat sekilas mengenai pengalaman masa lalu yang “cukup” menarik yang kebetulan berhubungan dengan si no 1, alias si angka 1. Memoriku pun langsung flashback ke paragraf-paragraf berikut ini.

Kisah ini bermula di bulan Oktober tahun 2010. Saat itu adalah tanggal 11 (ada dua buah angka 1). Aku menjadi delegasi sekolah untuk mengikuti suatu lomba yang diadakan di sekolah lain. Aku ga bisa ungkap lombanya mengenai apa, karena aku ga mau pamer disini yaa, hehe. Yang pasti lombanya cukup penting karena bertaraf Kabupaten/Kota, yaitu tingkat se-Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Utusan lomba dari sekolah berjumlah 11 orang siswa (ada dua buah angka 1). Satu orang pria, aku, dan sepuluh lagi adalah wanita.  Sekolah kami mengikuti dua kategori lomba, satu kategori aku yang wakili, kategori yang satu lagi diwakili oleh sekelompok puteri. Kenapa cuma aku yang pria ? Saat itu, sekolah memilih efisiensi. Wakil yang sedikit itu diprioritaskan karena berpotensi besar untuk menyabet gelar juara. Bisa aja sih sebenarnya jumlah pria ditambah lagi untuk bersaing di kategori yang aku rintis, tapi yaa karena faktor efisiensi tadi, dan itu pun aku sudah melewati seleksi terlebih dahulu sebelum maju menjadi delegasi sekolah.

Saat pencabutan lot, aku mendapatkan nomor lot  11 (lagi-lagi, ada dua buah angka 1). Karena nomor lot ku adalah yang terendah dari peserta lainnya, maka aku memiliki urut penampilan nomor 1, alias yang pertama tampil. Ga terlalu senang sih, tapi ya melihat angka 1, aku menjadi termotivasi.

Benar saja, penampilanku yang pertama tersebut menjadi penjatuh mental peserta selanjutnya (ckck, macem jago kali aku ini yaa). Kontestan setelah aku ada beberapa yang demam panggung, lupa konsep pertandingan, dan sejenisnya. Tapi ada juga kok yang tampil lumayan dan cukup menyaingi.

Setelah semua kontestan maju, dewan juri meminta waktu untuk berunding untuk menentukan pemenang yang layak untuk disematkan sebagai juara. Kami menunggu di luar ruangan untuk beberapa waktu. Setelah dipersilakan masuk kembali, kami mendapatkan beberapa poin evaluasi untuk kemajuan performa kami di tahun-tahun kedepannya, dan juga ada harapan-harapan juri kepada calon pemenang.

Dan… Hasil pengumuman lomba pun di suarakan…

Syukurlah, aku mendapatkan gelar juara 1. Angka yang sangat diimpikan peserta lomba manapun. Kebahagian sekolah semakin terlengkapi setelah beberapa saat di kategori puteri juga diumumkan bahwa kami juga meraih peringkat 1. Efisiensi yang  terealisasi.

Pada saat itu, aku menganggap angka 1 hanya berakhir pada hari itu saja. Tapi….

Sebagai simbol supremasi, kemenangan itu harus diadakan upacara khususnya. Karena budaya sekolah kami begitu, kalau ada thropy yang akan masuk lemari sekolah, harus di-seremonial-kan. Waktu itu saya ingat sekali kami mengadakan upacara di Senin pagi dengan atribut cuaca mendung. Upacara pun dipindahkan ke aula sekolah kami yang cukup luas. Aku pun mewakili rekan-rekan yang berlomba, ditugaskan untuk penyerahan piala tersebut. Yang memimpin upacara saat itu adalah Pak Ir. Armen Arif, dengan peserta upacara adalah seluruh siswa dan guru-guru.

Dalam benakku, hanyalah suatu perasaan menyenangkan karena akhirnya memiliki sumbangsih untuk sekolah, walau hanya suatu lomba kecil tersebut. Dan pada saat itu, anda tahu itu tanggal berapa ? Tanggal 1 November 2010. Memang kurang menarik, tapi mari kita coba digital-kan tanggal tersebut.. dan hasilnya menjadi 011110 !!! Menarik sekali.. (setidaknya menurutku.. hehe)

Angka 1 memang begitu..